Selamat datang!!

Selamat Datang digubuk Rahmeen yang sederhana ini, Selamat membaca ^_^

Pilih Kategori

Sabtu, 14 Maret 2015

5. Truth

1. Rindu

Pernahkah kamu merasa rindu? Rindu kepada seorang teman dekat atau pacar kalau ada. Aku rasa, rindu datang ketika kita sendiri yang mengundangnya. Tanpa basa-basi rindu akan merubah mood seseorang.

Aku, misalnya. Selama disini, di rumah, mood ku sering sekali berubah-rubah.

“Apa aku sedang merindukan seorang wanita?”

Melihat kebiasaan pikiranku beberapa hari ini, aku jadi lebih sering memikirkan seorang wanita. Paramita Wulandari, wanita paruh baya yang baru saja menginjak usia 21 tahun. Dia lah wanita itu.

Sejak tahun 2014, masing-masing dari kami mempunyai panggilan kesayangan?. Nona, begitu aku memanggilnya. Benarkah aku sedang rindu kamu, Nona?. Sebuah pertanyaan yang akan terjawab dengan sendirinya.

Aku punya cerita untuk Nona. Tentang rasa yang akan membuat mu mengetahui kebenaran dari pernyataan rinduku ini. Kamu harus melihatnya, lihatlah Nona!

Gimana bisa gak di bilang rindu? Lihatlah Nona!

Saat aku memejamkan mata terlintas jelas sebuah bayangan hitam. Kamu mungkin menebak-nebak bayang itu adalah dirimu. Iya, benar sekali, orang yang kurindukan juga berkulit hitam, itulah kenapa bayang hitam itu ku anggap dirimu, hai, Nonaku.

Bayangan hitam itu bisa membuat aku terlelap, bisa membuat aku bermimpi, atau bisa juga menghasilkan bongkahan tai mata.

Nona bisa membuat aku tak ingin lepas dari pelukanmu, bisa membuat jelas masa depan yang ku impikan, atau bisa juga membuat ku tak ada habisnya jika menulis segala tentang Nona.

Selain itu, aku juga sering mendengar suara-suara sayup yang terngiang di-sekitaran telinga. Mungkinkah ini suaramu, Nona? Iya, suara asli Nona memang terdengar false atau persis seperti sayup-sayup yang sedang ku dengarkan saat ini.

Tak salah memang, aku yakin sedang rindu kepadanya.

Nona, pernahkah kamu merasa dirindukan? Dirindukan oleh seorang? Seorang yang sampai sekarang akan tetap mengingat nama-mu, meski sudah mulai kehilangan rasa. Namun Rasa apa itu?

Bukan, bukan kehilangan rasa. Tapi hanya tergantikan oleh rasa yang baru. Rasa pupus.

2. Pupus

Pernahkah kamu merasa bimbang? Bimbang terhadap suatu hubungan tanpa status. Aku rasa, bimbang hadir ketika menginginkan sesuatu yang lebih pasti. Tanpa basa-basi akan membuat niatan untuk menjauh.

Aku, misalnya. Banyak hal yang tidak seharusnya ku ketahui, banyak kejadian yang seharusnya tidak dilihat mata ini. Namun aku sudah terlanjur sadar.

Melihat rasa kebimbangan-ku beberapa hari ini, membuat-ku memikirkan untuk membuang jauh-jauh perasaan ini. Perasaan yang sudah mulai kadaluarsa.

Sejak awal 2015, perasaan-ku terasa tercabik-cabik. Beban perasaan yang dari dulu dipendam mulai meluap. Luapan yang menggambarkan sekian lamanya beban itu dipendam. Ku terpuruk, karena tak bisa lagi memendamnya. Sungguh mengerikan.

Sebenarnya aku lebih suka menyebutnya dengan istilah pupus. Satu kata yang menggambarkan kehilangan harapan yang mematahkan isi hati.

Nona tahukah engkau, tak mudah untuk patah hati.

Sebelum benar-benar merasakan apa itu patah hati, ku harus menjauh. Sudah waktunya berpindah dari zona nyaman.

3. Proses melupakan-Mu

Tak salah memang, aku menjauh dan mengalir begitu saja. Sudah 2 bulan lebih aku tak menghubungi Nona. Begitu pula sebaliknya.

Nona, sekarang dimana kau dimana?

Apa kita sudah saling melupakan?

Kalau iya? Seperti tak ada hambatan yang berarti, ya, Nona. :)

4. Labil

Tepat tengah malam di tanggal 25 februari kamu merencanakan sebuah kejutan. Mungkin kamu sudah hafal tanggal lahir-ku. Ah, tapi kamu itu pelupa. Atau mungkin kamu sudah menyetting alarm sebagai pengingat tanggal lahir-ku. Ah, kamu tak mungkin melakukan hal yang tak penting seperti itu. Mungkin kamu hanya mengira-ngira seperti biasanya.

Nona mengira itu tanggal lahirku? Bukan, perkiraan-Mu salah, aku lahir tanggal 24.

Tapi kejutan tak berjalan seperti rencana yang kamu inginkan, bukan?

Aku tidur nyenyak malam itu. Dan aku baru membuka kejutan itu ketika mentari pagi sudah bersinar. Sebuah voice note, iya kamu mengirim itu. Dalam voice note, kamu mendoakan, kamu menyanyi, dan…

… dan kamu meminta-ku untuk tidak melupakan-Mu?

Apa sih, gak penting amat. Lupakan tentang permintaan konyol itu, Nona.

Tapi, mungkin hanya kata itu yang ku ingat sampai sekarang. Permintaan yang jelas-jelas bertentangan dengan 3.

Apakah kan ku-ulangi untuk merusak niatan-ku?

5. Truth

Perjalanan panjang, pasang surut perasaan, dan lika-liku cinta. Mulai lagi terpikir tentang hal seperti itu. Mulai lagi mempertimbangkan hal seperti itu. Tak mudah melupakan itu semua.

Oh, Tuhan, ini untuk terakhir kali-nya. Tuhan tolong biarkan aku mencobanya untuk terakhir kali.

Maafkan aku Tuhan, ku langgar itu semua. Aku tak ingin melupakan-Nya.

Hari demi hari, aku memikirkan bagaimana untuk memulai. Tak seperti biasa-nya, sangat kaku. Aku mulai mengajak-mu jalan, ngopi, makan, dan hal itu hanya alasan saja agar bisa bersama kamu.

Namun, kamu semakin susah diajak. Ketidakjelasan antara iya atau tidak, lalu penolakan demi penolakan, semua itu akhirnya ku dapati.

Apakah ini teguran dari Tuhan? Sebelum aku benar-benar merasakan patah hati atau mungkin kali ini lebih mengerikan.

Sebelum membunuh-ku, sudah seharusnya semua ini harus segera diakhiri. Dan hidup selayaknya.

Aku siap ntuk lupakan ego Nona. Akan ku perjuangkan wanita yang pantas untuk diperjuangkan.