Selamat datang!!

Selamat Datang digubuk Rahmeen yang sederhana ini, Selamat membaca ^_^

Pilih Kategori

Kamis, 29 Oktober 2015

Dongeng sebelum tidur

Kemarin penulis iseng main ke perpustakaan dalam rangka mengumpulkan softfile skripsi ke petugas sebagai syarat pengambilan ijazah. Tak menyangka, petugas perpus begitu teliti mengecek isi dan halaman softfile skipsi-ku dengan naskah asli skripsi-ku.

Bosan menunggu, aku permisi, untuk mengambil sebuah novel yang ada diperpustakaan. Kemudian membaca sambil menunggu pengecekan selesai. Halaman pertama, kedua, ketiga, novel yang penulis baca ternyata tak membantu mempercepat waktu berjalan. Malah sebaliknya, makin lambat. Ceritanya terlalu menoton. Hampir separu halaman baru ku temukan hal-hal yang menarik, inti cerita dari novel ini.

Novel yang beraliran Romance tersebut menceritakan tentang negeri kahyangan yang dihuni oleh 2 orang dewa dan 1 peri. Dewa yang pertama bernama Dewa19. Kenapa dinamakan Dewa19, hal itu dikarenakan ketika Dewa tersebut berusia 19 tahun, diwajibkan olehnya merantau (turun) ke bumi. Dewa yang kedua bernama Dewa-ndaru. Tugasnya hanya menetap dikahyangan. Dan yang terakhir adalah peri yang bernama Peri-yang.

Periyang pertama kali dipertemukan dengan Dewa19 saat bersekolah di sekolah khusus kahyangan. Namun ketika lulus, mereka berpisah karena Dewa19 harus menjalankan takdirnya turun merantau ke bumi. Dimana tak kerabat yang ia kenal disana.

Disini lah Dewandaru bertemu Periyang, dan mulai menjalin percintaan. Suka, sedih, badai, sudah mereka lewati bersama. Sampai akhirnya mendekati 2 tahun annyversarry keduanya memutuskan untuk mengakhiri hubungan itu.

Momen itu terjadi ketika Dewa19 kembali kekahyangan dalam sebuah momen reuni pertama sejak perpisahan 4 tahun yang lalu.

Ternyata kepulangan Dewa19 memang sudah dijadikan agenda oleh Periyang agar bisa kembali dengan-Nya. Karena Periyang tahu, Dewa19 punya attitude tak mau mengganggu peri yang sudah ada monyet-nya. Tak mungkin bisa dekat dengan Dewa19. Di-akhiriNya-lah hubungan dengan Dewandaru.

Dewa19 pun tak menjadi kan itu masalah karena Periyang sudah berceramah panjang lebar tentang hubungan dengan mantan pacarNya tersebut. Alhasil Dewa19 dan Periyang pun meresmikan cinta mereka dikahyangan dan siap memulai segalanya.

kenapa tidak sejak dulu ya?” – Dewa19

Kalimat itu keluar dari mulut Dewa19 ketika 2 minggu menjalin cinta dengan Periyang. Suatu hal yang wajar terjadi kepada sejoli yang sedang kasmaran.

Masa kunjungan Dewa19 sudah habis dan harus kembali ke bumi. Hal tersebut berarti mereka harus berpisah. Membiarkan Periyang tinggal dikahyangan bersama Dewandaru.

Sebuah tes kepercayaan dari Dewa19, kalau memang Periyang benar mau hidup bersamanya kelak, diaman ia tak mungkin bisa selalu menemaninya dirumah setiap waktu, dia tak akan menghianati hubungan ini. Meskipun akhirnya nanti Periyang berikhianat, itu tak masalah, itulah keputusan yang dia ambil.

OneMonthSarry sudah dilalui, hubungan mereka semakin rekat seperti dunia milik mereka berdua. Memang sejoli yang sedang kasmaran tak ada yang bisa melawan, yang lain hanya bisa menonton saja..

Memasuki bulan kedua, Periyang sering berkunjung ke bumi. Begitu juga Dewa19 juga berkunjung balik ke kahyangan. Jarak seperti tak berarti, kalau mau ketemu tinggal salah satu dari mereka datang menemui ke tempat masing-masing. hal itu terus berulang, hubungan mereka pun semakin dekat, seperti tak ada lagi yang bisa memisahkan. Tak akan ada dan tak mungkin.

Namun, saat keyakinan itu datang, Periyang berkhianat, selama di kahyangan diam-diam kembali marajutkan cinta dengan Dewandaru. Disini tak dikisahkan apakah Dewandaru yang licik, dengan segudang rayuan atau Periyang yang jago berakting dengan menjual wajah polosnya.

Disisi lain, Dewa19 juga sering gak bisa datang saat Periyang sedang sakit. Begitu pula ketia Periyang bilang pingin sekali ketemu, ketika Periyang membutuhkan, lagi dan lagi Dewa19 tak bisa datang. Sayang disini juga tak diceritakan apakah ini penyebabnya.

Dihalaman terakhir, tertulis catatan perbandingan dari Periyang sebelum memutuskan antara Dewa19 dan Dewandaru. Dewa19, seorang lelaki yang kurang peka, kurang perhatian, kalau mau ketemu, nunggu main ke kahyangan (lama). Itu keburukannya, yang lain sisa tentang kebaikannya yng ditulis oleh Periyang. Dewandaru, mantan pacar yang terjalin hampir 2 tahun, yang jika kangen, tinggal bilang, dengan sekejap akan muncul di depan mata, dan sisanya tentang keburukan yang dituliskan oleh Periyang.

Dan akhir cerita Periyang sudah tak sabar dengan sifat cuek Dewa19, atau ga sabaran menjalin hubungan jarak jauh, atau gak kuat jarang ketemu, mendasari Periyang berani main hati dengan Dewandaru. Seorang Dewa yang jelas lebih dekat. Dekat dalam artian, dekat dihati, dekat dijarak, dan semua serba dekat.

Di Bumi, Dewa19 harus menghadapi kenyataan. Ia bertemu seekor burung merpati. Dewa19 menamainya POS. POS menjadi teman pertamanya untuk memulai menjelajah bumi. Karena kahyangan adalah masa lalu, sekarang Dewa19 mau menjalani apa yang ada di depan matanya.

Suatu hari, ketika Dewa19 sedang beristirahat di bawah pohon yang rindang. Tiba-tiba ia terbangun setelah selembar daun jatuh tepat di atas wajahnya. Lalu muncul inisiatif untuk menuliskan sesuatu pada daun yang sudah terlihat layu tersebut. ia menuliskan suatu pesan yang ingin dikirim ke kahyangan. Dengan bantuan POS, sang merpati, Dewa19 minta serahkan pesan itu ke seorang peri yang wajahnya terlihat polos dikahyangan sana. Tapi sang merpati minta satu permintaan, yakni memberikan sayap Dewa19 agar menambah kecepatan terbang dan berjanji akan mengabdikan diri seumur hidup sebagai pengantar pesan. Dewa19 mengambulkan permintaan tersebut, dan POS pun mulai perjalanan ke kahyangan sambil membawa pesan yang berisi :

Aku tau, tapi diam. Up to you, thats is ur choice.Peri.

-Dewa19

-end-

Rabu, 28 Oktober 2015

My Guardian Angel

“buat apa aku malu dengan sifat orangtua-ku, buat apa aku malu punya orangtua yang tidak melek dengan teknologi, bagaimana bisa aku malu?. Ku bangga dengan mereka. Setidaknya aku mau belajar bangga dan membanggakan mereka, dari sekarang.”

Kalau ditanya mengenai internet, google atau facebook, penulis berani bertaruh 1Triliyun kalau kalian tak mengenalnya. Semua orang sudah tak asing lagi, bahkan menjadi kebutuhan. Ketika bangun dari tidur, hal pertama yang dilakukan adalah memainkan hape dan berinternet. Tapi tak begitu dengan orangtua-ku. Mereka tak terbiasa dengan internet, sangat kaku sekali. Bahkan penulis sudah beberapa kali mengajari beliau, akan tetapi sulit untuk diterima. Sebenarnya saat penulis ajarin mereka sudah bisa, tapi setelah itu dilupakan atau tidak ingat lagi. Bagi orangtua penulis, hape hanya untuk menelpon dan ber-sms, tak lebih dari itu.

Ayahku, seorang lelaki yang tak begitu perhatian. Memang begitu wataknya. Semoga tidak menurun ke penulis. Mama-ku sering bercerita dengan kesal, salah satunya ketika perjalanan dinas dari sekolah dalam rangka pecan olahraga diprovinsi, hampir disetiap perjalanan tak memperhatikan isterinya. Dan paling menjengkelkan ketika turun dari bus, mama-ku membawa banyak barang, ayah-ku langsung saja turun dan mengobrol dengan teman-temannya tanpa menghiraukan mama-ku. Alhasil, mama-ku mengangkat sendiri tas yang lumayan berat itu. Sebenarnya, mama-ku sudah terbiasa dengan kehidupan keras dari kecil. Tapi bukan itu permasalahannya, kurangnya perhatian dari ayahku lah yang dipermasalahkan mama-ku.

Ayahku, anehnya, tidak terobsesi dengan pekerjaan. Ini sangat berbeda dengan lelaki lainnya yang menomesatukan pekerjaan daripada keluarga. Bagi ayahku, keluarga nomer 1, selama uang masih cukup, tak pernah mencari pekerjaan sampingan. Tapi menurut penulis uang ayahku tak pernah cukup untuk menutupi pengeluaran bulanan kalau tak ada mama-ku. Tapi itulah ayahku. Kalian tak akan pernah menemui ayah yang seperti ayah-ku. Maka penulis merasa special karena ayah yang seperti ini hanya satu, dan dia ayahku.

Mamaku, seorang yang sangat pemarah. Tak ada hari tanpa ceramah dirumah.Apapun yang terjadi dihari itu, baik itu senang, sedih, atau kecewa, ada saja waktu untuk ceramah. Jarang akur dengan ayahku, tak tau juga kenapa, tapi bisa nikah dan mempertahankan hubungan selama25 tahun, keren!! Itulah sebuah komitmen menurutku. Berbeda dengan ayah, mama-ku sangat terobsesi dengan pekerjaan. Mungkin beliau sadar kalau penghasilan sebagai guru tak mencukupi untuk membiaya studi dan uang bulanan kedua anaknya. Dan aku pun sependapat. Semuanya selama 4 tahun aku studi dimalang dibiayai oleh mama-ku. Hebat bukan? Kalian yang berjenis kelamin perempuan jangan sampai kalah dengan mam-ku ya ^^ eettss… tapi jangan terlalu pemarah, serius ini.

Mama-ku, orangnya sangat perhatian. beliau yang selalu menegur-ku setiap aku cerita pacaran atau pacar-ku ataupun perempuan yang sedang dekat dengan-ku. Beliau tak suka mendengar aku pacaran, apapun alasannya. Kalau kuliah, ya jangan pacaran dulu. Mama-ku yang selalu menjaga-ku dengan siapa aku berteman. Mama-ku juga yang selalu mengunci pintu rumah ketika aku pulang lewat jam 10 malam.

Itulah ayah-ku, dan itulah mama-ku. Mereka hanya ada satu di dunia ini. Buat apa penulis malu dengan mereka. Tak ada alasan yang pantas untuk pembenaran. Bagaimana penulis bisa malu dengan kekurangan yang ada pada mereka berdua? Oh, Tuhan. Maafkanlah anak-Nya ini. Tak pantas penulis berpikiran seperti itu.

Siapa di dunia ini yang pernah menyuapi penulis ketika masih balita? Mereka berdua. Siapa juga yang membersihkan kotoran penulis waktu itu? Mereka berdua. Dan pantaskah penulis malu? Seharusnya penulis malu pada mereka berdua yang sampai saat ini masih belum bisa ngasih apa-apa. Penulis malu sekali pada orangtua sendiri. Apapun mereka lakukan untuk membiayai kedua anaknya di Malang agar hanya fokus bekuliah tanpa memikirkan biaya.

Puji Tuhan, orangtua-ku memang special. Maafkan anak-Mu yang baru saja menyadariNya.