Malam ini di kamar kos yang berukuran 4 x 3 m aku merindukan
seseorang. Tiba-tiba saja aku kangen sama kamu. Setengah Wanita yang
mengisi penuh pikiranku. Aku mencoba menyampaikan perasaan ini kepadaMU namun
respon dari kamu tak sesuai harapanku. Harapan yang terlalu tinggi seketika di
tiup hening angin malam ini. Puusshhh… yang tersisa hanya angan-angan saja. Aku
tak tau kemana membawa perasaan ini?
Awalnya tadi siang aku mendapat kabar burung, dari teman-ku
sendiri. Dia bercerita panjang lebar tentang kamu, aku hanya bisa tersenyum
kecup mendengar cerita dari-nya. Sebenarnya itu membuat mood-ku hilang
seketika. Cerita yang membuat aku harus siap kehilanganMU. Iya, kehilanganMU
untuk kesekian kalinya :). Carita apa itu? Biar kamu bertanya pada diriMU
sendiri.
Kangen. Mengkinkah ini salam perpisahan dari kamu?
Perasaan-ku sepertinya sangat peka. Mungkinkah dalam waktu dekat dia tidak akan
lagi mendapatkan perasaan ini lagi? Jantung-ku hanya berdetup kencang saat
menulis ini.
Sebuah perasaan yang tidak tersalur ke tempat semestina =
galau. Malam yang sungguh membuat aku tak bisa berkonsentrasi. Kertas-kertas
hasil tes siang tadi sudah siap untuk dikoreksi, namun apa boleh buat,
kutinggalkan semua itu.
Mending aku jalan-jalan, melepas atau lebih tepatnya
membuang perasaan kengen ini. Langkahku terhenti kesebuah tempat, di dalamnya
terdapat novel-novel yang tersusun rapi. Kalau aku beli satu sepertinya tidak
akan mengganngu susunan novel itu.
Pulang-pulang aku membawa nota pembayaran, tak sadar aku
benar-benar sudah membeli sebuah novel. Buat apa? Aku tidak sedang
membutuhkannya.
Bukan aku yang membeli novel ini. Mungkinkah rasa kangen-ku
yang sudah membawa-ku sejauh ini. Iya? Iyakah? Kalau iya, novel ini memang
bukan untuk aku, untuk kamu mungkin? Pikirku.
Bukan, sepertinya bukan untukMU.
Novel ini tidak harus aku bawa pulang. Seketika perasaan ini
menghentikan langkah-ku kesebuah rumah atau tempat lebih tepatnya. Iya, spontan
aku singgah di tempat itu. Aku berniat memberikan novel ini kepada-Nya, orang
di tempat itu.
Sepulang dari tempat itu, bukannya aku yang memberikan
novel, malah aku membawa sesuatu dari tempat itu.
Orang di tempat tadi mungkin mengisyaratkan-ku agar
memberikan novel ini kepada orang yang semestinya. seseorang yang telah membawa
perasaan ini untuk membelinya. Ah, entahlah!
Mengkin ada benarnya juga, akan ku kasihkan saja novel ini
kepada kamu. Gak hanya itu, titipan dari orang yang tadi aku singgahi juga akan
aku kasihkan sebagai pemanis novel ini.
Alasan? Alasan apa yang membuat aku terbawa hingga seperti
ini. Mungkin untuk salam perpisahan untuk kamu. Mungkin setelah ini aku akan
menemui kamu yang bukan kamu semestinya.
Hmm… ini novel semestinya membuat pembaca tersenyum ketika
larut dalam ceritanya. Lupakan alasan tadi. Biar kamu senang, anggap saja ini
hadiah buat ulang tahun kamu. Selamat ulang tahun Nona-Ku. “I always remember
You.”