Selamat datang!!

Selamat Datang digubuk Rahmeen yang sederhana ini, Selamat membaca ^_^

Pilih Kategori

Rabu, 28 Oktober 2015

My Guardian Angel

“buat apa aku malu dengan sifat orangtua-ku, buat apa aku malu punya orangtua yang tidak melek dengan teknologi, bagaimana bisa aku malu?. Ku bangga dengan mereka. Setidaknya aku mau belajar bangga dan membanggakan mereka, dari sekarang.”

Kalau ditanya mengenai internet, google atau facebook, penulis berani bertaruh 1Triliyun kalau kalian tak mengenalnya. Semua orang sudah tak asing lagi, bahkan menjadi kebutuhan. Ketika bangun dari tidur, hal pertama yang dilakukan adalah memainkan hape dan berinternet. Tapi tak begitu dengan orangtua-ku. Mereka tak terbiasa dengan internet, sangat kaku sekali. Bahkan penulis sudah beberapa kali mengajari beliau, akan tetapi sulit untuk diterima. Sebenarnya saat penulis ajarin mereka sudah bisa, tapi setelah itu dilupakan atau tidak ingat lagi. Bagi orangtua penulis, hape hanya untuk menelpon dan ber-sms, tak lebih dari itu.

Ayahku, seorang lelaki yang tak begitu perhatian. Memang begitu wataknya. Semoga tidak menurun ke penulis. Mama-ku sering bercerita dengan kesal, salah satunya ketika perjalanan dinas dari sekolah dalam rangka pecan olahraga diprovinsi, hampir disetiap perjalanan tak memperhatikan isterinya. Dan paling menjengkelkan ketika turun dari bus, mama-ku membawa banyak barang, ayah-ku langsung saja turun dan mengobrol dengan teman-temannya tanpa menghiraukan mama-ku. Alhasil, mama-ku mengangkat sendiri tas yang lumayan berat itu. Sebenarnya, mama-ku sudah terbiasa dengan kehidupan keras dari kecil. Tapi bukan itu permasalahannya, kurangnya perhatian dari ayahku lah yang dipermasalahkan mama-ku.

Ayahku, anehnya, tidak terobsesi dengan pekerjaan. Ini sangat berbeda dengan lelaki lainnya yang menomesatukan pekerjaan daripada keluarga. Bagi ayahku, keluarga nomer 1, selama uang masih cukup, tak pernah mencari pekerjaan sampingan. Tapi menurut penulis uang ayahku tak pernah cukup untuk menutupi pengeluaran bulanan kalau tak ada mama-ku. Tapi itulah ayahku. Kalian tak akan pernah menemui ayah yang seperti ayah-ku. Maka penulis merasa special karena ayah yang seperti ini hanya satu, dan dia ayahku.

Mamaku, seorang yang sangat pemarah. Tak ada hari tanpa ceramah dirumah.Apapun yang terjadi dihari itu, baik itu senang, sedih, atau kecewa, ada saja waktu untuk ceramah. Jarang akur dengan ayahku, tak tau juga kenapa, tapi bisa nikah dan mempertahankan hubungan selama25 tahun, keren!! Itulah sebuah komitmen menurutku. Berbeda dengan ayah, mama-ku sangat terobsesi dengan pekerjaan. Mungkin beliau sadar kalau penghasilan sebagai guru tak mencukupi untuk membiaya studi dan uang bulanan kedua anaknya. Dan aku pun sependapat. Semuanya selama 4 tahun aku studi dimalang dibiayai oleh mama-ku. Hebat bukan? Kalian yang berjenis kelamin perempuan jangan sampai kalah dengan mam-ku ya ^^ eettss… tapi jangan terlalu pemarah, serius ini.

Mama-ku, orangnya sangat perhatian. beliau yang selalu menegur-ku setiap aku cerita pacaran atau pacar-ku ataupun perempuan yang sedang dekat dengan-ku. Beliau tak suka mendengar aku pacaran, apapun alasannya. Kalau kuliah, ya jangan pacaran dulu. Mama-ku yang selalu menjaga-ku dengan siapa aku berteman. Mama-ku juga yang selalu mengunci pintu rumah ketika aku pulang lewat jam 10 malam.

Itulah ayah-ku, dan itulah mama-ku. Mereka hanya ada satu di dunia ini. Buat apa penulis malu dengan mereka. Tak ada alasan yang pantas untuk pembenaran. Bagaimana penulis bisa malu dengan kekurangan yang ada pada mereka berdua? Oh, Tuhan. Maafkanlah anak-Nya ini. Tak pantas penulis berpikiran seperti itu.

Siapa di dunia ini yang pernah menyuapi penulis ketika masih balita? Mereka berdua. Siapa juga yang membersihkan kotoran penulis waktu itu? Mereka berdua. Dan pantaskah penulis malu? Seharusnya penulis malu pada mereka berdua yang sampai saat ini masih belum bisa ngasih apa-apa. Penulis malu sekali pada orangtua sendiri. Apapun mereka lakukan untuk membiayai kedua anaknya di Malang agar hanya fokus bekuliah tanpa memikirkan biaya.

Puji Tuhan, orangtua-ku memang special. Maafkan anak-Mu yang baru saja menyadariNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar