Selamat datang!!

Selamat Datang digubuk Rahmeen yang sederhana ini, Selamat membaca ^_^

Pilih Kategori

Minggu, 02 Agustus 2015

Melis–telepon pertama-

Tadi malam pukul 00.00 terjadi perbincangan yang cukup panjang via telepon. Kejadian yang tidak direncanakan sama sekali. Awalnya hanya sms-an, kemudian aku telat memerikan balasan. Aku cukup sibuk karena ada kerjaan bersih-bersih. Dia pun nge-sms sampai 3x, rupanya dia menyangka aku sedang marah.

Aku yang cuek ini bisa marah? Tanyaku pada diri sendiri.

Setelah sms yang ke-3 gak aku balas, muncul-lah inisiatif-nya untuk menelpon. Paniknya membuat aku terkejut. Sebegitu penting-nya kah aku dimata Melis? Well, liat saja.

Obrolan kami dimulai dengan hal-hal ringan saja. Namun, semakin malam, semakin mengarah dewasa. Melis juga meladeni dengan baik.

Tak tau kenapa, aku suka perhatian-nya.

Tak tahu kenapa, aku tahan telepon-an sampai satu jam.

Tak tahu kenapa, aku mau di ajak telepon, yang menurut-ku kaya anak ABG aja.

Suara-nya, ketawa-nya, owh… ist so sexy.

Melis lagi kangen kepada-ku. Setidaknya itu yang dia ucapkan saat menelepon-ku. Aku hanya bisa memberikan ketenangan dengan suara malam itu, bukan dengan kehadiran disamping-nya. Aku juga sering minta maaf kalau tak bisa selalu hadir menemani-nya. Dan perlu digarisbawahi, aku tak pernah berhasil menjalin hubungan jarak jauh. Suka pun tidak, sekarang? Pengecualian.

Aku mimiliki perasaan yang sangat dalam kepada Melis. Sayang, cinta, atau suka, apa pun itu, aku hanya ingin membahagiakan-nya.

Ternyata dia mencintai-ku sudah lama. Sejak empat tahun yang lalu. Tapi dia takut atau masih belum membedakan apakah itu perasaan suka, cinta, atau sayang. Bagi-nya aku adalah teman dan sahabat terbaik-nya. Dia bercerita lepas malam itu.

Aku tak pernah menyangka akan hal itu. Meski aku juga berpikiran yang sama tapi taka da niatan untuk menjalin hubungan dengan-nya empat tahun yang lalu.

Kalau hubungan ini terjadi empat tahun yang lalu. Arrgghh.. pasti sudah hancur. Aku masih ke kanak-kanak-an. emosi-ku masih rentan. Tak mungkin bisa mengimbangi Melis yang dari dulu sudah keliatan dewasa.

Da sekarang? Aku pun tak tahu, apa ini waktu yang tepat untuk kami menjalin hubungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar