Selamat datang!!

Selamat Datang digubuk Rahmeen yang sederhana ini, Selamat membaca ^_^

Pilih Kategori

Jumat, 23 Januari 2015

Thank You for the Venom

Pagi-pagi aku sudah diajak membuat rekor oleh salah satu penyedia travel. Dalam waktu 5 menit, aku mandi, siap-siap, dan packing terus berangkat keluar sambil berlari.

Bukan tanpa alasan rekor ini berhasil mengkudeta rekor terdahulu. Masih ingat dibenak-ku, saat itu pukul 5.50 pagi ketika sedang asik-asiknya menonton bola copa del rey antara Barcelona VS Atletico Madrid, seseorang tanpa nama menelpon-ku lebih dari 5x.

aku sedikit bingung, lalu mengirim pesan

tadi mandi, ini travel kah?

Padahal disini masih leyeh-leyeh dikasur dengan wajah menghadap TV. Aku mencoba menebak-nebak itu dari travel karena kemarin memesannya.

Malam itu aku menelpon call center dari sebuah travel. Diakhir percakapan

Saya ulangi mas. Pemesanan travel dari Malang-Juanda atas nama bapak Aulia Rahman. Penjemputan jam 7 pagi tapi jam 6 sudah siap-siap. Ada yang bisa saya bantu lagi?

Call center yang bersuara perempuan itu memberitahu dengan sekali nafas tanpa jeda.

Itu lah alasanku menebak telpon itu dari travel.

Tiba-tiba pesan balasan masuk.

iya, saya sudah di depan. Cepat mas.

Hah! Are you kidding?

Spontan, aku meloncat dan lari kaki seribu untuk mandi, siap-siap, dan packing. Sebelumnya aku membalas dengan meminta tunggu 5 menit lagi.

Hush,!! Terciptalah rekor baru. Aku selesaikan dalam waktu 5 menit.

Dengan tali sepatu yang belum di ikat, aku berlari cepat ke arah travel. OMG!! Baju juga belum terkancing rapi.

Sial!! Padahal aku bangun jam 4 pagi. Ukuran yang sangat rajin bagi seseorang dengan janji jam 6 pagi. Itu gara-gara alarm yang super menyebalkan. Kesalahan-ku juga mengatur alarm jam 4 pagi. Buat apa coba? Penjemputannya kan jam 6 pagi. Ini karena ada jadwal pertandingan bola, he he.

Sambutan dari sopir travel pun tak bersahabat. Wajahnya sinis. Kadang aku mendapat beberapa kata yang tersirat memerahi keterlambatan tadi.

penumpang lain sudah siap ini mas, sekarang pesawat tidak bisa telat sedikitpun.”

Kebetulan aku duduk disebelahnya, alhasil selama perjalanan mendapat nasihat dari orang yang berlagak menghargai waktu.

“tadi hamper saja saya tinggalin mas. Waktu mas nge-sms saya sudah dijalan untuk menjemput penumpang lain.”

Ups, hamper saja.

Tapi memang kurang menguntungkan dijemput jam 7 (apalagi ini jam 6) karena malang-juanda bisa ditempuh dalam 2 jam. Jelas, akan membuat menunggu sekitar 2,5 jam dibandara.

Dalam perjalanan hanya aku yang menemani sopir ngobrol. Setelah ngobrol panjang lebar ternyata sopir berasal dari kandangan (kota yang berjarak 30 menit dari rumah-ku).

Pukul 9 pagi sampailah di juanda. Semua penumpang turun dan membayar biaya travel. Aku pergi ke information center melihat jadwal penerbangan.

Aku mengirim pesan ke teman-ku yang tinggal tidak jauh dari juanda. Dalam 15 menit dia sampai dijuanda lalu mengajak makan. Ikutlah aku karena masih lama juga penerbangannya.

Aku meminta jangan jauh-jauh, cari tempat makan yang terdekat saja. Akhirnya dia berhenti di Mc Donald yang berjarak 15 menit dari juanda.

Kami makan sambil cerita-cerita tentang masa lalu dan mulai bergosip. Aku kaget, jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Dengan tergesa-gesa kami keluar dan kembali ke juanda.

Selang 10 menit kami tiba di juanda. Aku pun berlari-lari menuju tempat antrian check in. tiba giliran saya

“maaf mas, untuk tujuan Banjarmasin check in sudah ditutup.”

Aku kaget, “terus giman mas?”.

“silakan ke bagian tiket citilink dipojok sana.” Petugas memberitahukan sambil menunjukkan arahnya.

Aku pun menuju tempat tesebut.

“mbak, tadi saya mau check in tapi nggak bisa.” Ucapku sambil menyerahkan tiket

“iya, batas check in 30 menit sebelum keberangkatan.”

Aku keluar dengan wajah lemas. Apalagi tadi mbak yang jaga bilang

“tiketnya sudah hangus. Mas bisa beli tiket baru. Untuk citilink hanya ada besok dengan jam yang sama.”

Di luarr aku menenangkan diri untuk mencoba berpikir guna menyusun apa yang harus dilakukan berikutnya.

Hush!! Dalam hitungan detik, sebuah rencana tersusun di otak-ku.

Langkah 1 – cari penerbangan terdekat dari maskapai penerbangan lain.

Aku bertemu beberapa calo tiket yang menawarkan tiket seharga 650rb dengan tujuan Banjarmasin/Balikpapan.

Wah lumayan, harapan-ku mulai tumbuh kembali. Aku pergi tanpa menghiraukan calo tadi. Mata-ku mencari-cari stand lion air. Aha, itu dia. Aku menanyakan penerbangan terdekat ke penjaga stand itu.

“ada jam 11.30, 15.20, dan 17.50 mas.”

“wah, jam 11.30 sudah penuh.” Katanya

“15.20 juga sold out.” Tambahnya jeda 2 menit

“sisa jam 17.50 seharga 550rb mas, mau?”

aku mengambil dompet dan mengeluarkan KTP beserta kartu debit untuk pembayaran.

“ini saya carikan yang paling murah, 420rb mas, gimana?.”

Aku pun hanya bisa merespon dengan mengangguk-anggukkan kepala.

Finally!! Aku membeli tiket baru lagi. Untungnya uang-ku masih cukup, ya untuk biaya setelah ini nggak usah dipikirkan dulu.

Langkah 2-mencari tempat menginap sementara.

Hal ini mulai terpikir dibenak-ku setelah mendapat penerbangan jam 6 sore. Perjalanan udara dari Surabaya-banjarmasin ditempuh selama 1 jam dan aku tiba pukul 7 malam disana. Ditambah lagi, penerbangan ini melewati time zone maka ada penambahan waktu +1 jam disini. So, jam 8 malam dimana taksi antar kabupaten sudah tidak ada.

Aku menghubungi teman-teman-ku yang kos di dekat bandara. Husss!! Aku sudah mendapatkan 3 orang teman di banjarbaru (15 menit dari bandara) dan 1 teman di Banjarmasin (45 menit dari bandara). Syukurlah mereka available untuk menjemput dibandara nanti.

Langkah 3- menelpon mama-ku.

Ya, jelas ini tidak boleh ketinggalan. Aku pun menceritakan semuanya dari 0 sampai hal sedang dialami sekarang. Intinya pulang tertunda, jangan ditunggu, mungkin besok baru nyampe rumah.

Untung mama-ku mengerti. Dia mendoakan yang terbaik dan tetap meminta untuk berhati-hati dengan barang bawaan.

Langkah 4- meminta pertanggungjawaban.

Persiapan pulang sudah beres, sekarang saatnya membicarakan mengenai menunggu. Kurang lebih 5 jam lagi baru check in, membosankan untuk ditunggu.

Aku berinisiatif memanggil kembali teman-ku. Saat ditelpon, orangnya belum jauh dari bandara. Dia kembali 30 menit kemudian.

Haruslah, dia harus bertanggungjawab menemani-ku sembari menunggu jam 6 sore. Tak banyak pinta-ku, ajak jalan-jalan untuk menyingkat waktu sekarang ini. Setelah berdebat cukup panjang, kami putuskan untuk kepelabuhan perak. Katanya disana ada museum angakatan laut.

Dalam 30 menit kami tiba di depan pintu masuk pelabuhan perak. What!! Mobil pengangkut barang sudah berjejer panjang. Teman-ku mencoba bercerita tentang kemacetan pelabuhan, maksudnya agar aku tak begitu kecewa.

Lalu dia menawarkan ke sebuah pantai. Wow!! Tapi pantai di Surabaya tak seindah pantai malang katanya. Pantai kenjeran namanya, butuh 60 menit untuk tiba di pantai ini.

Cuma 30 menit disini, memang pantai-nya kurang bersahabat. Kalau kamu pernah ke pantai yang terletak di Malang, aku sarankan jangan kesini. Sumpah.

Aku mengajak balik, trauma ketinggalan pesawat masih melekat dikepala. Jam 4 kami tiba di bandara. Aku pamitan dengan mengucapkan terima kasih. Aku tersenyum, senyam-senyum sepanjang jalan. Aku teringat ketika dalam perjalanan pulang di ajak makan oleh teman-ku. Aku minta makanan khas sini. Kami berhenti disebuah warung pinggir jalan, dia memesankan kupang dan sate kerang. Kalian tau, aku sangat enek (jijik) ngeliat kupang. Singkat cerita, si penjual geleng-geleng kepala ketika melihat kupang buatan-nya tak aku sentuh sedikitpun.

Jam 6 para penumpang antri masuk pesawat. Diluar sedang dilanda hujan. Cuacanya lumayan buruk. Namun pemandangan seperti orang yang sedang foto-foto di landasan atau samping pesawat selalu ada.

Ini pengalaman pertama ke Banjarmasin dengan penerbangan malam hari. Rasa lelah-ku terbayar oleh pemandangan indah kota metropolitan Surabaya di malam hari. Terang, kelap-kelip, luar biasa indahnya.

Tak hanya indah, malam hari juga mengerikan. Kilat beterbangan sangat jelas di kejauhan. Saya berharap agar dia tak berminat untuk mendekat. dari atas awan hitam pun terlihat sangat jelas bergerak. Aku bisa menebak, awan itu membawa air hujan dan mengguyuri tempat yang dilewatinya.

Jam setengah Sembilan malam aku tiba dan dijemput di banjarbaru. Sesampai di kos teman-ku, kami mengobrol dan bernyanyi ria lalu makan malam bareng dan terakhir tidur.

Setidaknya ini menjadi bencana yang elegan. Pernah ketinggalan pesawat. #A.R

Abah penah ketinggalan pesawat nak. Kamu tau nak, tiba-tiba pesawat abah diculik alien dan penerbangan dibatalkan. Alien tak mau mengembalikan pesawat. Abah pun mengambil tiket pesawat dan membuat pesawat-pesawatan. Abah pas TK paling jago bikin pesawat. Abah ajak alien buat tukeran pesawat. Sebuah pemikiran jenuis yang luput dari banyak orang nak. Setelah bertukar pesawat, alien pergi dengan pesawat bikinan abah. Semua orang dengan gembira naik pesawat. Dari kejauhan mereka berteriak terima kasih ke abah. Abah terharu, meneteskan air mata. Bukan karena ucapannya mereka tapi abah tak bisa naik pesawat karena tak punya tikek nak. #Abah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar