Selamat datang!!

Selamat Datang digubuk Rahmeen yang sederhana ini, Selamat membaca ^_^

Pilih Kategori

Selasa, 04 September 2012

Mehaul Arwah Kai Karsa

syukuran

Ehem hari ini tepatnya hari sabtu, 18 Agustus 2012 ada agenda acara di rumah salah satu kakek penulis nama acaranya adalah mehaul. Pasti ada yang belum ngerti apa itu “mehaul” atau mungkin juga sudah tahu tapi Cuma istilah tiap daerahnya saja yang berbeda. Mehaul ?? apa itu mehaul? Mehaul itu semacam memperingati hari kematian seseorang, setau penulis ini merupakan budaya asli agama budha tapi karena budaya ini sudah tertanam sangat dalam di desaku maka budaya ini tetap berjalan sebagaimana mestinya. Satu hal yang membuat konsep acaranya sedikit berbeda dengan para budha yakni karena agama kami Islam maka acaranya di isi dengan membaca-baca tahlil (tau gak??) berbagai macam do’a dan lain sebagainya yang bersifat islami tapi setau penulis lagi kalau seorang manusia meninggal dunia maka terputuslah amal ibadahnya kecuali 3 (tiga) hal yang disebutkan dalam Al-Qur’an.

Tapi ini lah budaya kita, kita kaya akan budaya dan budaya ini sudah menjadi darah daging di desa ini tapi kalau boleh penulis berpendapat boleh-boleh saja kalau nanti pada jaman tertentu budaya ini di hilangkan karena tidak ada sangkut pautnya dengan Islam tapi jika diteruskan juga tidak apa-apa karena ini juga bagus sebagai tempat silaturrahmi bagi warga sekitar. Begitulah kenyataan di dunia ini, semua hal pasti ada positif dan negatifnya (yeah, bijak) kenapa semua itu ada?? Karena dunia ini butuh keseimbangan dan dengan hal itu semua maka dunia akan tetap seimbang dalam kesehariannya. Tumben penulis agak bijak biasanya becanda terus, yaa itu seperti yang kalian baca “biasanya” berarti penulis biasanya becanda biasa juga bijak (yeah) namanya juga biasanya (yaa kan?) hhehe. Oke kembali kepersoalan, jam 18.00 wita penulis menuju rumah kakek bersama adek ku (Chaliki Rahim) penulis sempat emosi juga menuggu adek yang lama banget siap-siapnya (gak tau saya udah laper,, hhehe). Sesampai disana ternyata belum juga mulai acaranya, tapi sudah hampir dimulai juga karena hanya beberapa menit penulis duduk sudah mulai bacaannya. Oh ya, ini merupakan salah satu kakek penulis yang meninggal sekitar 1 (satu) bulan yang lalu namanya Karsa, waktu kecil penulis sering main kerumah kakek bahkan sering juga numpang makan, hhe. Beliau meninggal ketika penulis berada di kota Malang sehingga saya tak bisa melihat secara langsung acara penguburan kakek, sedih rasanya. Tapi ada beberapa hal yang mengingatkan penulis akan masa lalu tepatnya beberapa tahun yang lalu, yang pertama lantai rumah yang bergoyang-goyang bila kita lewati. Yang kedua, ternyata rumah kakek masih menggunakan lampu pijar alias belum menggunakan listrik, sangat tradisional sehingga membuat penulis merasa berada pada jaman-jaman dulu (masa kecil penulis) sungguh penulis merasa nyaman buka bersama dengan 2 buah lampu pijar. Makan pun menjadi lahap walau sajiannya hanya seadanya yang penting cukup bagi penulis, betapa indahnya hari ini (yeah) penutupan buka puasa dirumah sederhana tempo dulu. Padahal rencana penulis buka terakhir ini mau bersama keluarga saja tapi atak apa lah, begini sudah lebih dari cukup karena rasa kebersamaannya sangat kental (berarti gak cair donk)^^. Dan tak lupa pula penulis ucapkan puji syukur kepada Allah SWT karena memberikan umur sehingga penulis pun bisa berpuasa bahkan genap 30 hari puasa penulis untk tahun ini (alhamdulillah) walaupun awal ramadhan berbeda dengan keluarga yang penting akhir ramadhannya bareng, sungguh besar nikmat Mu Tuhan. Kayaknya sampai disini dulu deh cerita penulis mengenai hari terakhir ramadhan untuk tahun ini, terima kasih kepada pembaca setia blog ini. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran atas ini semua. Sekian!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar