Selamat datang!!

Selamat Datang digubuk Rahmeen yang sederhana ini, Selamat membaca ^_^

Pilih Kategori

Minggu, 30 November 2014

skip-si niat

Minggu ini cukup lucu, entah mengapa. Menguji kesabaran-ku. Mengharuskan-ku mengambil sisi baik dari kejadian ini. Skip-si, letih menyelesaikannya, jenuh memikirkannya. Namun sebuah kewajiban yang memaksa setiap civitas akademik dalam menyelesaikan studi sarjana-nya. Banyak cobaan dalam kisah skip-si minggu ini.

Senin

Niat-ku hari ini ingin menemui dosen pembimibing-ku. Seperti biasa pukul 13.00 atau molor sedikit karena ini endonesia. bimbingan kali ini sangat penting. Judul skip-si yang belum jelas, masih menggantung, pikir-ku. Lanjut atau berhenti atau menjalani tanpa kejelasan.

Perasaan optimis menemani setiap langkah-ku. Sesampai dikantor dosen pembimbing, kebetulan saat itu sepi. Tak ada antrian seperti pengambilan raskin atau pembelian premium atau boleh juga bantuan tunai dari pemerintah. tanpa basa-basi penulis langsung mencari beliau.

“Maaf mas, bimbingan-nya ditunda hari rabu.”

“oh.”

bagaimana perasaan penulis hari ini? Kecewa? Iya.

Selasa

Maaf, bukan jadwal bimbingan.

Rabu

Sedikit perubahan ku lakukan dalam judul skip-si beserta tambahan latar belakang yang masih abal-abal. Dalam perjalanan, terlihat wajah mahasiswa yang kebingungan. Dari jauh mereka terlihat sedang mengantri. Disiplin, sebuah etika yang penulis suka.

Aku mengakhiri langkah untuk masuk dalam antrian. Menulis nama-ku dalam daftar yang sudah sampai nomer 21.

“22. Aulia Rahman.” Tulis-ku.

Kebetulan waktu itu ada kenalan-ku yang sedang mengantri, dan meminta tolong kalau sudah dekat 22 untuk memberitahu. Bukan malas ngantri, kebetulan penulis sedang lapar. Cuma sedikit malas.

“Au cepat kesini.” 20 menit kemudian sms ini masuk.

Dengan tergesa-gesa menuju kantor, padahal saat itu penulis belum makan sama sekali. Tak apa lah, demi skip-si. Pandangan-ku terperangah ketika melihat mahasiswa yang sedang mengantri tadi menghilang. Sungguh diluar dugaan, cepat juga mereka bimbingan atau mereka kembali karena ragu.

Langsung menoros pintu dan masuk, ini kebiasaanku. Mata tertuju ke kiri dimana dosen pembimbing sedang bercakap-cakap dengan bawahan-nya.

“Pak, mau bimbingan.”

“Besok saja.”

Mendengar jawaban itu, penulis langsung balik kanan maju jalan. Tanpa ada sepatah kata apapun.

Satu kata sempat terucap sebelum meninggalkan kantor.

“oh.”

Kembali ke rencana awal-ku untuk mengisi perut yang sedang lapat atau pelampiasan?

bagaimana perasaan penulis hari ini?Kecewa? Iya.

Kamis

Tak ada pilihan selain melanjutkan perjuangan. Meski dalam tekanan. Penulis sampai lebih cepat dari biasa-nya. Kali ini penulis bisa dengan bangga menulis nama diurutan 11. Nice, sebuah kemajuan. Sebenarnya penulis bisa ke kantor lebih cepat namun ada kewajiban yang harus didahulukan.

Kali ini bukan lapar yang menggoyahkan niat mengantri, melainkan ngantuk. Harus menyiapkan materi ngajar, merevisi (sendiri) latarbelakang mengurangi waktu istirahat-ku.

Tak mungkin dipaksakan, penulis meninggalkan tempat antrian guna mengistirahatkan mata yang mulai merem melek dengan sendiri-nya.

30 menit berlalu, cukup atau kurang tidurnya? Ya begitulah. Penulis balik ke tempat antrian, syukurlah tidak kosong seperti kemarin. Antrian masih menjadi tontonan mahasiswa dan karyawan yang lalu lalang di kantor itu.

Antrian no.7 dari tidak selesai-selesai juga. Akhirnya, orang itu keluar dengan tersenyum, padahal ia membuat kami menunggu hampir satu jam. Arrrggghhh.

Orang itu memberitahukan kalau antrian 8,9, dan 10 untuk selakigus masuk. Kurang lebih 15 menit ketiga orang itu keluar dan membawa kabar kalau bapak-nya mau istirahat. Bimbingan dilanjutkan besok sabtu.

What!!

Jum’at

-Free memory-

Sabtu

Bosan. Lucu kalau hari ini gak bimbingan lagi. Dengan semangat pukul 10.00 penulis sudah berada dikampus untuk ngeprint skip-si, bab 1.

Tadi malam, dari pada tidak ada kerjaan penulis melanjutkan membuat rumusan masalah sampai manfaat penelitian. Dengan kata lain, bab 1 sudah kelar.

Pukul 12.00 penulis langsung menemui dosen pembimbing.

“Mas, bapak-nya ada?” tanya-ku ke tenaga part time dikantor tersebut.

“bapaknya dari pagi tidak ada kesini mas.”

Ini sungguh tidak bisa digambarkan lagi, kecuali lucu. Hari-hari belakangan ini memang sungguh lucu. Tuhan suka becanda.

akhir kata

“kecewa? Boleh. Namun jangan sampai merasa gagal.” A.R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar