(cont…..) waktu itu gue juga nanya, koq bisa amie bawa helm sendiri?? Kata amie “ ini sudah dalam rencana au, aku taruh dalam tas lalu aku jalan bilang mau kerumah Zesi samil bawa tuh helm” hehe cerdas juga ya pacar gue, gue kira blo’on, hehe*
hingga akhirnya capek, tibalah waktunya pulang dulu, badan ini sudah terasa pegal karena pelukan amie, hehe. Gue begitu senang nan bahagia karena ini merupakan pengalaman pertama gue boncengen cewekBegitu senangnya hati penulis waktu itu bisa pacaran seperti kebanyakan orang(lihat ni gue sob, kelas 3 MTs udah berani boncengin cewek, gimana dengan elu’?) hehehe. Sesampai dirumah langsung gue sms amie “thanks mi buat hari ini, sangat berkesan” lalu “iya, sama-sama au” jawab amie. “nanti lain kali lagi ya mi?” kata gue, “iya au nanti” jawab amie. Wah , sama-sama ketagihan ni, sepasang sejoli lagi kasmaran tingkat dewa
. Lalu beberapa hari kemudian kami jalan lagi dengan cara yang sama dengan sebelumnya tapi sekarang gue mau nyari suasana baru gak cuman keliling tapi mau nongkrong tapi dimana ya?? Waktu itu gue gak tau dimana tempat orang pacaran nogkrong, eh ketemu sebuah lapangan dekat sekolahan tempat mama amie mengajar tapi waktu itu gue gak tau nama lapangannya (lapangan pelajar namanya) disitulah kami nyantai-nyantai maka terpikirlah sesuatu yang jelek dipikiran ini seperti kata hadits nabi “jika berdua-dua an maka yang yang ketiganya setan” timbul lah pikiran gue juga mau meluk amie masak dia terus yang meluk gue maka tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Waktu itu gue turun dulu dari motor, lalu meminta amie buat duduk agak ke depan lalu gue yang duduk di belakangnya tapi sebelumnya gue ijin dulu sama ami (gak main serobot lah..)
“mi, aku mau meluk kamu ya...?” kata gue , barulah langsung gue peluk tuh amie. Apakah kalian tahu apa yang penulis rasakan?? Dunia terasa berhenti berjalan, dunia terasa milik kami berdua (yang lain ngontrak, hehe) betapa indahnya moment itu. Waktu terus berjalan, hari sudah hampir maghrib lalu kami pun pulang karena amie gak dibolehin jalan sampai larut malam. Ya sudah gak papa, mungkin lain waktu lagi ya mi...
itulah cerita Amie & Rahmeen waktu pacaran meski prosesnya gak gampang tapi penulis puas dengan usaha yang telah penulis lakukan selama ini hingga akhirnya mendapatkan hasil yang sesuai keingingan penulis sejak dulu. Keindahan ini berjalan hari demi hari (oh iya seharusnya dari detik demi detik supaya lebih dramatis ceritanya, ya kan bro??? Oke kita ulang...) keindahan itu berjalan detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, dan minggu demi minggu sampai bulan demi bulan tapi semua itu tidak bisa berjalan untuk waktu yang cukup lama karena tidak ada sesuatu yang selalu berada di atas. Hidup itu seperti roda, terus berjalan kadang di atas kadang dibawah dan waktu itu penulis begitu terlena dengan keindahan itu hingga akhirnya tidak siap ketika roda itu mau berputar.
*to be cont……….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar