Selamat datang!!

Selamat Datang digubuk Rahmeen yang sederhana ini, Selamat membaca ^_^

Pilih Kategori

Rabu, 31 Juli 2013

My Self = Aulia Ar Rahmeen, Episode 2

Image0090(cont…..) Waktu itu, mungkin karena penulis keturunan Guru olahraga maka bakat dari Ayah dan Ibu turun ke anaknya seperti penulis jadi gak usah kaget kalau penulis bisa berbagai olahraga semisal sepakbola, voli, basket, futsal dan lain-lain. Tapi penulis tak perlu berbangga dengan semua itu karena itu Cuma bakat turunan yang penulis dapat secara alami tanpa latihan Laughing out loud. Sedikit bercerita Waktu itu gajih seorang Guru jauh dari kata cukup bahkan kurang, asal kalian tahu rumah ku itu belum pakai listrik atau bisa disebut Cuma pakai lampu pijar. *(mungkin listrik masih belum masuk ke desa ku) tapi banyak koq rumah-rumah yang sudah pakai listrik di desa ku tapi mungkin bagi orang-orang yang hidupnya di atas kata “Sederhana” terus gimana kalau mau nonton tivi, oh tenang sodara-sodara, Ayah ku *(orang yang aku anggap hebat)

memakai Aki *(tau gak) sebagai alat listrik. Aku punya tivi *(tivi hitam putih) yang selalu disetilkan oleh ayahku untuk menghibur si kecil yang imut ini *(aku, Aulia Rahman). Makasih ayah, You are The Best. Yang aku ingat itu aja sewaktu kecil, ayahku sering nyetil tivi buat aku walaupun Cuma tivi hiram putih tapi aku yang belum tau apa-apa ya merasa sangat senang. Tak banyak yang aku ingat sewaktu kecil, oh ya... aku ingat !! aku punya paman (yang sering ngasuh aku) sewaktu kecil. Aku sering di timang-timang, di angkat-angkat yang jelas aku sangat senang waktu itu saat bersama pamanku ini tapi semua berubah Sad smile aku yang mulai tumbuh besar mendapat sebuah kabar kalau pamanku itu meninggal saat merantau. Loh, koq aku gak tau kalau pamanku itu pergi merantau, aku terlalu kecil untuk mengingat masa-masa seperti itu. Aku gak tau gimana perasaanku waktu itu karena aku belum mengerti apa-apa tapi kalau sekarang aku sedih saat mengingat masa-masa kecilku itu. Lanjut, yang aku ingat lagi adalah aku sering dibawa nenek ku (orang yang ngasuh penulis) ke kebun/ sawah, sungguh ingatan itu masih ada dikepala penulis sampai saat ini. Tak tahu kenapa, mungkin nenek saya ini yang selalu ada disamping penulis sejak kecil, setiap hari, setiap waktu penulis selalu bersama nenek tercinta. Loh kenapa?? Gini ceritanya sodara-sodara, orangtua ku itu sibuk karena tangggungjawab dengan pekerjaan setiap hari selalu pergi kesekolah untuk mengajar tapi aku jarang mengeluh karena penulis punya seorang nenek yang sangat sayang dengan sayaSmile. Orang tuaku pergi kerja jam 08.00 dan baru pulang pukul 13.00 wita (waktu indonesia tengah) tapi tak apalah namanya juga anak kecil, penulis nerima aja semua itu yang penting dalam pikiran penulis saat itu bisa main dengan teman sebaya dan dikasih uang jajan sudah sangat menyenangkan bagi penulis.

*to be cont……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar