Selamat datang!!

Selamat Datang digubuk Rahmeen yang sederhana ini, Selamat membaca ^_^

Pilih Kategori

Senin, 13 Juli 2015

#1

Episode pertama aku akan bercerita tentang masa-masa pacaran. Tak sulit untuk mengingat-ingat hal tersebut. Apalagi aku sedang berada disebuah tempat favorit-ku untuk menulis. Baiklah.

1

Pacar?

Hal pertama kali yang terbesit dari kata itu adalah pacar pertama-ku jaman putih abu-abu. Dia punya nama Yanti. Kami jadian ketika tak lama mengenakan pakaian putih abu-abu, kiranya 2 bulan pertama masuk SMA. Dulu aku sekolah di SMA yang terletak di jl.Merdeka dan menjadi SMA unggulan di Kota Barabai, Kalimantan Selatan.

Yanti? cewek yang satu ini biasa-biasa aja disekolah. Berkerudung dan berkacamata. Tingginya standart, tidak lebih tinggi dari aku waktu SMA dulu. Kurus, tapi ya sama, aku juga kurus dulu.

Kelas ku dengan kelas Yanti bersebalahan. Yanti kelas X5 dan disebelahnya kelasku X6. Meski kelas kami sangat dekat tapi bertolak belakang dengan kedekatan kami saat disekolah. Alias malu-malu kucing.

Tak begitu banyak yang mengetahui hubungan kami kecuali teman-teman dekat dan teman sekelas. Disekolah kami jarang ngobrol, jangan makan bareng, dan jarang jalan berdua. Meski begitu, kami bisa dibilang romantis saat diluar atau sepulang sekolah.

Quallity Time, mungkin bisa disebut begitu jaman sekarang. Pulang selalu aku antar sampai depan rumah. Meski mengharuskan Yanti untuk melangkahkan kakinya 200 meter lagi.

jangan nganter sampai rumah, nanti ibu-ku liat. Apalagi ada kakak-ku. Mending sampai sini aja deh.” Ungkap Yanti dengan nada yang begitu menakutkan.

Seumur pacaran, tak pernah aku masuk rumah Yanti dan berkenalan dengan orangtuanya berserta kakak-kakaknya.

Sehabis pulang, aku sering jemput dia untuk jalan-jalan. Sekedar mengelilingi jalan-jalan yang ada di Barabai. Namun dia sedikit berbeda ketika sepulang sekolah. Kacamata dilepas, menggunakan baju kaos, dengan rambut terurai. Sungguh elok sekali nak kau pandang.

Sekarang, Yanti sudah menikah. Dia menikah tatkala aku meneruskan studi di Kota Malang. Aku mendapat kabar baik itu ketika baru tahun pertama kuliah. Sekarang dia sudah mempunyai seorang anak. Sering aku melihatnya, karena kami masih berteman di facebook. Yanti sangat hobi meng-upload foto bayi cantiknya itu.

2

Pacar begitu penting ketika waktu SMA. Hal itu mengharuskan aku mencari pacar lagi setelah putus dengan Yanti. Kulabuhkan hati ini ke seorang cewek kelas XII IPS 5. Namanya Anis. Dia bukan kakak kelasku. Waktu itu aku sudah kelas XII IPS 3. Tapi kelas kami luamayan jauh, karena susunan kelas begitu acak kala itu.

Cewek yang satu ini sedikit tempramen, pencemburu, pengatur, dan baik sekali. Dia selalu protes jika sewaktu istirahat aku tak datang menemui ke kelasnya. Hal itu membuat aku jarang jajan dan ngumpul bareng teman-teman ketika jam istirahat. Apa pun itu, cinta memang dapat membuatku kenyang.

Masuk ke kelasnya pun, tak semudah masuk kamar mandi. Di kelas XII IPS 5 ada satu cowok yang pengen ke Anis. Dan cowok itu selalu memasang wajah yang gak enak sekali dilihat ketika aku menghampiri pacarku ini. Aku tau hal itu dari Anis, dia cerita begitu kepada-ku.

Aku selalu mencoba mengajaknya keluar dari kelas, tapi kata Anis gak papa, cowok itu ga punya hak untuk mengusir kita pacaran dikelas ini.

Mantan anis juga sering mengajak ketemuan, karena cowok itu juga alumni SMA sini. Aku selalu mencoba melarangnya meski itu tak bisa menahannya. Aku tau, Anis masih begitu mencintai mantan-nya itu. Aku juga tau, Anis mulai mencintai-ku. Dia hanya masih belum bisa melepas rasa cinta-nya kepada mantan. Itulah tugasku, yang harus menghapus perasaan anis kepada mantan-nya.

Lalu Anis pernah bilang, dia sama sekali ga suka liat aku dekat cewek mana pun disekolah. Arti dekat disini juga sangat aneh. Aku dilarang ngobrol atau duduk disamping cewek, meski itu teman akrab-ku atau teman sekelas-ku.

Terlebih aku sekelas dengan mantanku, Yanti. Hal itu membuat aku dan Yanti terlihat saling mengyombongkan diri. Tak ada saling sapa walau kadang ingin sekali untuk menyapa-nya. Namun selalu ku urungkan niatan itu. Karena ku tau, di kelas-ku XII IPS 3, ada seorang cowok yang sedang pedekate dengan Yanti. Rasa gak enak juga sama cowok ini, temanku sendiri.

Tapi hal tersebut malah memunculkan sebuah ide. Ketika dia ulang tahun yang ke-18, aku sengaja lupa dengan hari special itu. Hanya sekedar pura-pura.

Disekolah pun, aku tak menemuinya. tak mengucapkan apapun ke anis. Semua itu sesuai dengan rencana yang sudah kususun semalam sebelumnya.

Bukan sampai disitu, rencana puncak atau rencana sebenarnya masih belum tersentuh hari itu.

Aku meminta teman sekelas-ku, cewek, untuk menemani-ku beli jajan. Benar, ku sengaja lewat kelas XII IPS 5, dengan harapan Anis mempergoki aku yang sedang jalan berdua dengan cewek, teman sekelasku.

Rencana berjalan sesuai harapan, selepas lewat kelas Anis, teman-temannya langsung memberitahukan bahwa pacar kamu sedang jalan dengan cewek, berani-beraninya dia kata  teman-teman Anis.

Sepulang sekolah, aku jemput anis ke kelas. Kau tau, wajahnya sangat cemberut. Sepeti sedang menahan-nahan untuk mencakar-cakar wajah-ku. Namun aku tetap ga peduli dengan tak menghiraukan hal itu. Aku tetap tenang, seolah aku tak melakukan kesalahan sekecil apa pun hari ini.

Aku antar dia sampai rumah, sepanjang perjalanan aku hanya melihat wajah cemberutnya. Sesampai dirumah, aku hanya tersenyum tatkala rencana-ku berhasil. Anis begitu terkejut dengan rencana surprise-ku. Apalagi pas dijalan Dia selalu bertanya-tanya dengan ekspresi yang sampai sekarang kalau ku ingat, sangat lucu. Haha. Sebuah ekspresi sebel namun tak berani dia ungkapkan. teringat, anis seperti seorang polwan yang hobi bertanya terus sepanjang perjalanan pulang.

“Au, kamu tau hari ini hari apa?”

“iya, hari rabu. Tau lah.”

”kamu beneran lupa hari ini hari apa?”

“gak mungkin lupa, hari rabu kan?”

Aku menjawab semua pertanyaan Anis dengan menahan tawa yang kadang tak bisa ku tahan lagi.

“iiihhhhhhhhhhhhhhhhhhh…..bukan itu maksudku aaaaaaauu!”

Anis begitu sebel, hampir marah, tapi semua itu sirna. Tatkala kami berdua hampir sampai di depan rumah Anis. Inilah saatnya, kata hatiku.

Aku mengambil sesuatu didalam tas-ku. Sebuah hadiah yang sudah dibelut kertas kado. Aku kasihkan ke Anis sambil berkata.

“selamat ulang tahun sayang, aku gak bakal lupa koq dengan hari special kamu ini.”

Aku pergi selepas berkata dan memberikan hadiah. Wuih, kalau ku ingat, itu seperti kayak di film aja.

Sesampai dirumah, anis mengucapkan terima kasih. Lalu aku ceritakan semuanya, bahwa semua hal yang membuat kamu menyebalkan jangan disimpan dihati. Itu hanya serangkaian rencana yang ku buat untuk-mu.

Anis mengerti, namun semenjak hari itu, teman-teman Anis menganggap aku cowok gak baik, karena sudah lupa dengan ulang tahun pacarnya sendiri, dan jalan sama cewek lain. Ini kudengar dari Anis, yang bercerita beberapa hari berikutnya.

Setelah mendengar cerita itu dari Anis, aku langsung ingin bertemu mereka untuk menjelaskan hal tersebut. kata Anis, biar dia aja yang menjelaskan. Namun, aku tak sependapat, mereka harus mendengar penjelasan dari mulutku sendiri.

Ketika aku main kekelas Anis, ku sempatkan bertemu teman-temannya. Kujelaskan duduk persoallan yang sebenarnya. Mereka langsung mengerti, mungkin Anis sudah terlebih dahulu memberi penjelasan kepada teman-temannya.

Aku tak mau hubunganku rusak dengan teman-temannya Anis. Mereka sangat berjasa ketika aku sedang pedekate ke Anis sampai akhirnya jadian.

Sekarang Anis juga menikah. Temannya Anis, namanya Echie, mengirim foto pernikahan Anis dengan seorang cowok, yang katanya kerja di perusahaan Batu Bara. Kejadian itu ketika aku memasuki tahun kedua kuliah di Malang.

*to be cont…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar