Selamat datang!!

Selamat Datang digubuk Rahmeen yang sederhana ini, Selamat membaca ^_^

Pilih Kategori

Senin, 20 Juli 2015

#2.3

Perjalanan malam di mulai. Kota Bangkok juga sangat bersahabat dengan pelancong dengan uang pas-pasan. Hanya bermodal MRT dan jalan kaki, tak begitu banyak menghabiskan uang untuk keluyuran. Bebas macet pula, sungguh memanjakan.

Hal yang kurang mengenakkan dari Bangkok adalah susahnya mencari makanan halalan toyibah. Bagi seorang muslim seperti kami berempat, pasti sangat menghindari makanan paling populer diBangkok yaitu daging babi. Kami selalu makan di McD atau KFC. Bukan sombong tapi hanya main aman karena kami tak tau makanan itu terkandug daging babi atau nggak.

Kami berempat semua cewek-cewek Bangkok itu cantik, putih, tapi hati-hati terjebak dengan jenis kelamin mereka yang tak menentu, hi hi hi. Jangan menyangka yang cantik itu berjenis kelamin cewek, ada cowoknya juga lho.

Mengitari Bangkok di malam hari lumayan mengasikan dan melelahkan. Mencicipi makanan tradisional yang dijajakan pedagang kaki lima. Melangkahkan kaki dijalan yang nggak pernah dilewati. Menguji ingatan ketika balik ke hotel, meski kadang tersesat dulu. Memotret keindahan gedung pencakar langit dengan cewek cantik yang mondar-mandir.

Sudah hampir tengah malam, kami pun pulang, istirahat, tidur, dan terlelap sampai pagi.

Jam 8 pagi dengan wajah yang masih capek, kami keluar menikmati pagi Bangkok dipagi hari. Jalanan masih terlihat sepi. Hanya beberapa pedagag kaki lima yang menghiasi trotoar. Meski kota metropolitan, udaranya cukup sejuk saat tahun 2012.

Kaki kami semakin berat untuk dilangkahkan. Kami pun mencoba mencari sesuatu yang dapat dibeli untuk mengisi tenaga yang mulai kehabisan bensin. Rasa takut masih menghantui, kami tetap berhati-hati dalam membeli makanan.

Keluar dari komplek hotel, lanjut mengitari jalan raya yang hampir mirip dengan kota di Indonesia, yakni banyak pedagang kaki lima. Tiba-tiba Iki bertanya kepada salah satu penjual. Dia memberi kode kalau untuk membeli makanan disitu.kami pun membeli beberapa daging dan tak lupa beberapak bungkus nasi.

Diperjalanan Iki menceritakan bahwa sebelum membeli sudah bertanya itu daging apa, dan mendapat penjelasan halal dari penjual. Kami pun melahap makanan tanpa rasa takut.

Matahari mulai menjelang akhir. Kami pun memutuskan untuk kembali ke hotel. Capek, keren, dan banyak hal yang tak bisa tergambarkan. Mulai naik kapal mengitari wisata sungai dengan pemandangan rumah-rumah warga pinggir sungai. Ketemu pelancong asal Jakarta, cewek Bangkok yang cantik jelita, dan ikut ritual ketika masuk patung budha tidur, semoga aja kami tidak murtad, hehe. Dan tak ketinggalan tersesat, tatkala gak tau memilih kapal yang mana untuk kembali pulang.

----

Besok pagi-pagi kamu harus kembali ke station. Selesai sudah perjalanan di Bangkok, selamat tinggal Bangkok, terima kasih Hatyai, kami akan kembali lagi, Thailand.

Kereta api menjadi pilihan kami untuk kembali ke Malaysia. Tentu dengan alasan murah, dompet kami lumayan terkuras selama di Bangkok. Perjalanan ditempuh selama duabelas jam. Kami memilih tempat yang bisa untuk tidur, wow, fasilitas keretanya lumayan mengagumkan.

Pulang pun kami tak mudah dengan hanya bermodal duduk manis saja. diperjalanan kami bersebalahan dengan bencong. Idih, dia menggoda-goda kami terus. Kalau aku mengingat ini, jijik sekali. Apalagi temanku cerita, bencong itu selalu mengikutinya ketika buang air kecil ke toilet.

Menunggu duabelas jam juga sangat membosankan. Untung kami sudah mempersiapkan kartu remi, selama perjalanan banyak kami habis kan bermain kartu remi. Sampai akhirnya ngantuk menghampiri, dan kami bubar untuk kembali ketempat masing-masing. Tempatnya pun bukan tempat duduk biasa, 90% sama persin seperti ranjang tempat tidur, dilengkapi kasur, dengan tirai penutupnya.

Pukul 3 pagi waktu Malaysia kami tiba di station, itu bukan station utama yang kami temui beberapa hari yang lalu. Hanya sebuah station kecil yang terlihat sepi dan tak menyediakan transportasi.

Sulitnya mencari transportasi membuat kami tidur dipinggir jalan beberapa saat. Takut kena razia, kami pun menyewa taksi untuk mengantarkan kami ke warung makan terdekat.

Di dalam mobil taksi kami hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, karena hampir saja kami nyasar ke Utara Malaysia. Ceritanya gini, ketika kami di station kereta api Bangkok, kami menaiki kereta yang keliru dengna tujuan yang berbeda jauh. Kami sudah duduk dengna barang tersusun rapi di dalam kereta yang kami rasa menuju Kuala Lumpur. Tiba-tiba Iki dan Yandra minta ijin keluar sebentar. Sebagai ahli hisap, selalu terasa kurang kalau tidak merokok. Mereka keluar untuk menghabiskan sebatang rokok. Terlihat dari dalam kereta, mereka pun mulai mnegobrol dengan khas canda tawa. Tiba-tiba mereka berlari menuju kami dan memberitahukan agar segera keluar dari kerete tersebut. aku pun keluar dengan beberapa pertanyaan yang mau diungkapkan di kepala. Sesampai diluar Iku bercerita, kalau dia sempat iseng nanya ke petugas gerbong kereta tentang tujuan mereka. Ternyata kereta yang kami naiki keliru. Piuuuh,, hampir saja. kami pun hanya tertawa setelah memasuki kereta yang ditunjukan petugar gerbong.

Dan kami sudah melupakan itu, biarlah mencari cerita masa lalu untuk dibagikan. Sekarang kami berada di Malaysia. Tujuan kami lebih dulu ke Singapore, baru balik lagi ke Malaysia. Menurutku itu merupakan rencana cerdas karya Iki agar meminimalkan pengeluaran. Perlu diketahui, Iki merupakan sarjana akuntansi.

*sudah ah, mau makan dulu. To be cont…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar