Selamat datang!!

Selamat Datang digubuk Rahmeen yang sederhana ini, Selamat membaca ^_^

Pilih Kategori

Rabu, 29 Juli 2015

Melis *

--

Hari selanjutnya ku beranikan diri untuk mengajaknya kencan. Sore hari kami agendakan untuk berdua, pertama kali sejak awal pacaran.

Ketika menuju rumahnya, jantung berdetak tak seperti biasanya. Selain takut canggung, aku juga masih belum siap ketemu ayahnya, seorang intel tentara.

Sesampai dirumahnya, tak keliatan ayahnya, ibu melis pun terlihat sangat sibuk jadi kami putuskan untuk langsung saja.

--

Sesampai di alun-alun kota, kami duduk sambil melihat orang yang sedang asik bermain bola. Sesekali kami mencoba untuk mengobrol. Tak ada kesulitan yang terjadi, kami selalu punya sesuatu untuk dibahas bersama.

Indah, sungguh indah, kau cantik hari ini dan seterusnya.

SenyumNya, ketawaNya, dan sopanNya dia setelah menjadi pacar sungguh membuat ku hanya bisa slalu bersyukur.

--

Besok adalah hari rabu. Hari rabu adalah hari terkahir untuk bisa bertemu sebelum kami berpisah.

Sudah tiba waktuKu untuk kembali menjadi anak perantauan. Hari kamis aku putuskan untuk ke Malang, meninggalkan orang yang ku sayang.

Siang hari aku memintaNya untuk datang kerumahku. Tapi dia sedang sibuk. Sore hari gentian dia yang mengajak untuk jalan, tapi aku sibuk. Disini kami mulai cemas, takut tak bisa bertemu, melepas kangen yang sudah menjadi-jadi.

Akhirnya malam hari kami bisa meluangkan waktu untuk menikmati kebersamaan. Sebenarnya sudah sering kami jalan berdua tapi dengan status pacar, sungguh dia sangat berbeda. Dia selalu menonjolkan kasih sayangNya yang belum pernah diperlihatkan ketika masih berteman.

Malam hari sekali kami mengelilingi kota Barabai. Melewati jalan perkotaan, lanjut ke alun-alun, dan lewat depan SMA kami dulu yang penuh dengan kenangan.

Jam 10.00 pm dia mengantarku sampai depan rumah. Dia sedikit malu ketemu orangrua. Aku paham itu, aku juga mengalaminya. Ku persilakan dia langsung pulang tanpa mampir. Dia mencium tanganku layak isteri ke suami. Ku suka. Dikeheningan malam, jalan depan rumahku sudah sepi, ingin sekali memelukNya malam itu. Tapi tak mungkin ku paksakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar