Selamat datang!!

Selamat Datang digubuk Rahmeen yang sederhana ini, Selamat membaca ^_^

Pilih Kategori

Minggu, 26 Juli 2015

#Edisi Khusus

jangan terjebak dengan nama rasa nyaman. Berevousi-lah. Meski belum tau itu akan berdampak positif atau negatif, jalani saja dengan penuh harapan.” - #traveliya

Sebuah edisi khusus tentang penulis yang akan bercerita tentang seseorang wanita. Namanya Melis, usianya kurang lebih denganku. Tanggal 27 juli 2015 aku memproklamasikan kisah asmara denganNya. Dia hanya merespon dengan senyum sambil mengangguk tanda setuju dengan hari yang bersejarah ini.

Kisah kami lumayan panjang. Pertemanan kami sudah memasuki tahun keenam sejak pertama kali kenal.

Kali pertama kenal ketika masa putih abu-abu, kelas 2 SMA. Dua tahun kami menempati kelas yang sama untuk mengejar cita-cita. Pertemanan kami pun semakin akrab, dan lebih akrab lagi.

Dulu jalan cinta kami berbeda, sejak kelas dua dia tahu aku pacaran dengan cewek yang juga sekelas dengan kami. Dia juga tahu kalau akhirnya aku juga putus.

Melis, setahu-ku juga diantar pacarnya tiap mau sekolah, bahkan dijemput juga. Wajarlah, anak muda. Kisah cintaNya, romantic.

Kelas 3, aku punya pacar lagi. Melis juga kenal dengan pacarku ini meski ga sekelas saat kelas 3 tapi sekelas saat kelas 2.

Melis, sudah putus dengan pacar yang sering mengantar-jemputnya. Dia jadian lagi dengan cowok, temanku, sekelas lagi. Tapi hanya berumur tiga bulan.

Saat awal perkuliahan, aku putus dengan pacarku. Dan kami dipertemukan lagi dengan sebutan yang lebih dewasa, mahasiswa.

Melis, melanjutkan studi disurabaya, bertetanggaan dengan tempat studi-ku, Malang. kalau ada waktu luang, kami sempatkan untuk saling menengok. Melis yang paling sering main ke Malang, 3x dia main ketempat kos-ku. Sedangkan aku hanya 1x main ketempat dia. Padahal aku beberapa kali disurabaya, tapi karena aku berdua sama cewek, jadi gak enak hati untuk mampir.

Jarang ada kontak antara kami karena kami memang hanya teman biasa. Tapi ya tetap, gak pernah kami lost contact. Kalau ganti nomer, pasti ngasih tahu. Kenapa ya? Mungkin sama-sama perlu.

Kalau liburan pun kami sempatkan untuk ngumpul, saat kami balik ke kempung halaman masing-masing. Rumah kami satu kabupaten, meski lumayan jauh. Butuh waktu 15 menit untuk sampai di depan rumahnya.

Selama melanjutkan studi di jawa timur, kami (mungkin) saling tahu satu sama lain kalau sering gonta-ganti pasangan. Berhubung kami berteman di media social yang dijadikan tempat untuk berbagi kemesraan dengan pasangan dalam bentuk foto.

Meski begitu, pertemanan kami selalu berjalan seperti yang dulu. Tapi perlu digarisbawahi bahwa taka da suatu pertemanan yang mulus begitu saja. pertemanan kami pun naik turun, marah-marahan, saling menjauh, dan banyak hal lagi.

Akhir-akhiri ini, aku sering menghabiskan waktu bersamanya. Selang hari, ketemu. Selang beberapa hari, bertemu lagi. (mungkin) karena kebiasaan berdua terus menerus membuat hati kami menginginkan status yang lebih. Sebuah hubungan yang dapat menyalurkan kemesraan dan kasih sayang. Yaitu pacaran.

Melis memang sudah dikenal sama orangtua-ku. Begitu seringnya Dia main kerumahku, tak terhitung sudah. Kadang membantu saat ada hajatan.

Aku, baru akhir-akhir ini main kerumahnya. Meski dulu pernah sekali untuk menemani-ku kesebuah acara maulid-an temanku, yang ternyata teman melis juga. Cuma dengan bapaknya yang belum ku kenal. Akhir-akhir ini, Melis sering bercerita tentang-ku. Hal itu menyadarkan-ku terlalu sering ngajak jalan dia. Ternyata melis gak pernah dijemput cowok untuk diajak jalan-jalan sebelumnya. Dari situ mungkin orangtuaNya penasaran, lalu melis jadi banyak dicerca pertanyaan. Ku rasa melis dapat menjelaskan semuanya.

Hubungan kami semakin dekat, apalagi baru putus sama pasangan masing-masing. Awalnya, baik aku mapupun melis ragu menuju jenjang pacaran. Yup, kami sudah terbiasa berteman, dan ngomong seadanya saat lagi bersama.

Akhirnya, kami pun setuju untuk berpacaran. Semoga saja tidak terjadi kecanggungan, tetap nggak ja’im, dan apa adanya dalam menjalin hubungan ini.

Sungguh, aku mencintainya, sangat mencintainya. Sekarang ku hanya berharap dia juga begitu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar